BOSHEPOKER

BOSHEPOKER

Aku Kewalahan Menghadapi Nafsu Birahi Istriku Yang Besar


Aku Kewalahan Menghadapi Nafsu Birahi Istriku Yang Besar

BOSHE - Berawal dari sahabatku Arman yang bercerita wacana seorang tukang pijat yang jago dan bisa dipanggil ke rumah, saya jadi tertarik. Apalagi ketika ia berbicara wacana kemampuan tukang pijat itu meningkatkan gairah dan kemampuan seks perempuan dengan pijatan supernya. Arman bercerita dengan cukup detail bagaimana tukang pijat itu yang katanya berjulukan Pak Daru, kakek usia kepala tujuh melaksanakan pijatan super pada istrinya. Hasilnya sungguh luar biasa. Aku jadi ingin mencobanya.. DOMINOQQ

"Tapi loe harus inget, waktu dipijat sama Pak Daru istri loe harus bugil total. Mau nggak dia?" Arman bertanya padaku.
"Hah? Dipijat bugil? Nanti istri gue diapa-apain ama dia?
"Ya enggak laah.. Loe juga ada disitu koq. Lagian Pak Daru itu udah renta banget. Udah gitu ia juga pemijat profesional. Gue jamin ngga masalah. Tapi istri loe harus oke dulu."
"Nanti gue coba tanya ia deh.."
"Pokoknya sip banget deh!"

Malamnya saya bicarakan hal itu dengan Vie istriku. Aku ceritakan apa yang kudengar dari Arman sambil memeluk badan mungilnya. Mulanya ia tertarik tetapi ketika mendengar bahwa ia harus telanjang bundar mukanya pribadi merah padam.

"Malu ah.. telanjang di depan orang lain" protesnya.
"Tukang pijatnya udah tua. Lagipula berdasarkan Arman istrinya bilang dipijatnya lezat dan tangannya sama sekali tidak menyentuh atau meraba memek koq"
"Ih.." muka Vie semakin merah.
"Kenapa khusus cewek?"
"Nggak tau juga. Tapi coba dulu deh. Siapa tahu nanti ketagihan."

Vie mencubit perutku, tapi kesannya mau juga ia mencoba. Besoknya kuhubungi Arman untuk menanyakan cara menghubungi Pak Daru. Setelah itu kucoba menghubungi Pak Daru dari nomor HP yang kudapat dari Arman. Singkatnya Pak Daru akan tiba ke rumahku esok malamnya dengan perlengkapannya. Setelah itu kuberitahu Vie. Esok malamnya sesuai kesepakatan Pak Daru tiba di rumahku. Perawakannya kurus hitam dan kelihatannya memang sudah renta sekali. Apa bisa ia melaksanakan pijat? Aku terheran-heran sendiri sementara Vie hanya melirikku dengan pandangan ragu. Kami menuju ke ruang tamu dalam dan saya menyingkirkan meja tamu untuk mendapat tempat yang luas. Aku sudah memastikan jika pembantu kami Darsih sudah masuk ke kamarnya. Sejenak basa-basi, Pak Daru pribadi "To the point" menghamparkan selimut tebal di lantai. OMAHA

"Silakan Ibu berbaring tengkurap di atas sini" katanya sambil menunjuk selimut sebagai alas.
"Maaf, tapi saya minta Ibu melepas pakaian" sambungnya lagi.

Wajah Vie merona merah. Dia kelihatan nervous alasannya itu saya membantunya melepas dasternya sehingga hanya tinggal mengenakan bra dan celana dalam.

"Untuk sementara begitu saja. Silahkan, Bu" Pak Daru memotong.



Vie berbaring tengkurap diatas selimut. Pak Daru mengeluarkan dua botol kecil obat yang menurutnya ialah obat ramuan diam-diam turun temurun. Kemudian ia membuka yang bertutup hijau dan menggosokkan minyak tersebut pada kedua telapak tangannya. Ia mulai memijat bab belakang hingga samping kepala Vie dengan perlahan. Aku duduk menyaksikan. Entah kenapa dikala itu saya mulai terangsang membayangkan nantinya badan istriku akan dijamah oleh kakek renta ini. Tentu saja di bawah sana penisku menegang.

Pijatan di kepala beralih ke tengkuk Vie yang mulus dan dipenuhi rambut halus. Nampaknya Vie merasa lezat dengan pijatan Pak Daru di kepala dan tengkuknya. Ternyata kakek renta ini jago pijatannya. Dari tengkuk diteruskan ke pundak Vie yang terbuka dan dilanjutkan ke lengan hingga telapak tangan. Setelah itu Pak Daru meminta biar istriku melepas tali bra di punggungnya. Vie melepas kaitan branya sehingga bra tersebut sudah tidak menutupi badan Vie dan hanya tergeletak diantara selimut dan kedua susunya yang tergencet sehingga menyembul ke samping. Pak Daru mengolesi punggung Vie dengan minyak dari botol pertama dan mulai mengurut serta memijat punggung. Vie tampak menikmati pijatan ini.

"Maaf Bu, tapi selanjutnya celana dalam harus dilepas. Bagaimana jika suami Ibu yang melepasnya?" Pak Daru tiba-tiba berkata.

Wajah Vie memerah lagi. Aku mengikuti seruan Pak Daru melepas celana dalam Vie tanpa mengubah posisinya yang tengkurap. Pantat Vie yang indah dan celah vaginanya terlihat terperinci menciptakan penisku semakin tegang. Pak Daru melumuri dua bongkahan pantat Vie dengan minyak dan segera memijat dengan perlahan. Kali ini Vie mengeluarkan bunyi tertahan. Jelas Vie mulai terangsang birahinya dengan pijatan Pak Daru. Apalagi ketika Pak Daru memijat pangkal paha bab dalam, tarikan nafas Vie bermetamorfosis lebih berat dan matanya terpejam. Pak Daru tetap memijat menyerupai tidak terjadi apa-apa. Kakek renta itu memijat pantat, paha dan lalu betis hingga kesannya melaksanakan pijat di telapak kaki. ADUQ

"Ini ialah salah satu tahap penting dalam pijatan ini" Pak Daru menjelaskan.
"Terdapat titik-titik penting di telapak kaki untuk meningkatkan gairah" lanjutnya.

Kemudian ia mengambil botol minyak kedua bertutup merah yang dari tadi belum pernah dipakainya. Digunakannya untuk memijat telapak kaki Vie. Kali ini pijatannya sangat intensif dan memakan waktu cukup lama. Terkadang Vie merintih, mungkin pijatan si kakek cukup kuat.

"Maaf Bu, untuk tahap berikutnya saya akan memijat di tempat bab depan tubuh. Sebaiknya Ibu duduk bersila membelakangi saya dan menghadap ke arah Pak Saldy biar saya tidak melihat badan bab depan Ibu." kata Pak Daru sehabis selesai memijat kaki istriku.

Kali ini kelihatannya Vie sudah mulai terbiasa dan lalu ia mengambil posisi duduk bersila membelakangi Pak Daru. Tubuh indah Vie yang telanjang bundar berhadapan denganku. Pak Daru kembali menggosokkan minyak kedua pada telapak tangannya. Pak Daru terlebih dahulu meminta persetujuan saya dan Vie.

"Saya minta izin kepada Pak Saldy dan Ibu Vie untuk melaksanakan pijatan di badan bab depan Ibu Vie.."
"Silakan, Pak Daru" jawabku
"Silakan.." jawab Vie.

Langkah pertama Pak Daru ialah melumuri bab sekitar vagina Vie dengan minyak dari botol bertutup merah dan mulai melaksanakan pijatan di tempat itu dari belakang. Walaupun tidak menyentuh vagina, tetapi tangannya memijat meliputi pangkal paha, pinggul depan, termasuk tempat yang ditumbuhi bulu kemaluan. Mulut Vie sedikit terbuka. Aku tahu Vie mencicipi nikmat disamping rasa malu. Pijatan Pak Daru niscaya menciptakan birahinya naik ke ubun-ubun. Beberapa kali tangannya terlihat seakan hendak menyusup ke dalam celah vagina Vie yang menciptakan Vie menahan nafas tetapi lalu beralih. Bulu kemaluan Vie dibasahi oleh minyak pijat Pak Daru sementara Vaginanya berair oleh cairan nafsunya.

Pak Daru melanjutkan pijatannya ke bab perut Vie, dan memijat perut terutama bab pusar sehingga menciptakan Vie kegelian. Hanya sebentar saja, sehabis itu Pak Daru meminta Vie mengangkat tangannya.

"Maaf Bu, tapi ini ialah tahap terakhir dan saya harus memijat di bab ketiak dan payudara. Coba angkat kedua tangan Ibu."

Vie mengangkat tangan dan meletakkan kedua tangannya di atas kepala. Pak Daru memulai pijatannya di tempat ketiak dari belakang.

"Ihh.. geli pak.." Vie menggelinjang.
"Ditahan Bu. "

Pak Daru mengabaikan Vie yang sedikit menggeliat menahan geli dan melanjutkan pijatannya di ketiak Vie. Setelah itu Pak Daru mengambil minyaknya lagi dan dituangkan ke telapak tangannya. Selanjutnya dari belakang tangannya meraup kedua gunung susu milik Vie yang pribadi menciptakan Vie mendesah. Pak Daru melaksanakan massage lembut pada susu Vie yang sudah tegang. Terkadang kakek itu melaksanakan gerakan mengusap. Jari-jari terampil yang memijat pada kedua susunya menciptakan Vie sangat terangsang dan lupa diri, mengeluarkan bunyi erangan nikmat.

Aku melotot melihat pemandangan luar biasa itu. Payudara istriku yang berusia 27 tahun, mulus, kenyal, dan berlumur minyak sedang dicengkeram dan diusap oleh tangan kasar hitam seorang kakek berusai 70-an, membuatku sangat bernafsu. Berbeda dengan Pak Daru yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa, Vie merintih dan mendesah. Posisinya sudah berubah tidak lagi duduk bersila, tetapi duduk mengangkang menawarkan vaginanya yang sudah becek kepadaku sambil tangannya mencengkeram rambut.

"Ukhh.." kali ini Vie mendesah keras. Aku sangat terangsang mendengarnya. Ingin sekali saya menggantikan Pak Daru memijat susu Vie.

Pak Daru menarik puting susu Vie dengan telunjuk dan jempolnya dengan perlahan sehingga menciptakan Vie mengeluarkan bunyi menyerupai tercekik. Sampai kesannya Vie merintih pelan, panjang. Vaginanya banjir. Hebat sekali pijatan si kakek ini.
"Saya rasa sudah cukup. Silakan Ibu mengenakan pakaian. Sementara itu ada yang ingin saya bicarakan dengan Pak Saldy" Pak Daru menyudahi aksinya.
"Ya Pak?"

Pak Daru menyerahkan sebuah botol kecil berisi carian kepadaku.

"Apa ini, Pak Daru?"
"Pijatan saya itu menciptakan gairah seorang perempuan meledak-ledak tetapi orgasmenya akan menjadi lebih cepat. Selain itu ini ialah ramuan untuk menciptakan susu perempuan tetap kencang dan padat. Usapkan dengan gerakan memeras. Saya yakin Pak Saldy bisa." bisiknya sambil tersenyum.

Setelah itu saya membayar Pak Daru dan ia pamit pulang. Vie sudah mengenakan pakaiannya lagi.

"Eh.. buka lagi bajunya. Aku mau coba hasil pijatan Pak Daru." kataku.

Vie tidak menjawab, tetapi dari sinar matanya saya tahu dikala ini ia sedang dalam gairah yang tinggi. Mukanya merah dan nafasnya memburu. Aku segera meraihnya dan mencium bibirnya. Ciuman yang ganas alasannya saya sendiri semenjak tadi menahan nafsuku melihat badan Vie yang sedang dipijat. Vie membalas tak kalah garang sambil melucuti pakaiannya sendiri dan pribadi melucuti pakaianku sehingga kami berdua telanjang bundar di ruang tamu.

"Senggamai aku.. saya ingin segera kontol kau masuk ke sini" Vie meracau sambil menunjuk vaginanya yang sudah berair kuyup semenjak tadi.
"Beres sayang.. "

Aku segera memutar tubuhnya menghadap dinding dan mencoba menyetubuhinya dari belakang. Vie segera mengambil posisi tangan bertumpu pada dinding. Dengan perlahan-lahan penisku menerobos vaginanya yang sempit dan licin. Adalah proses yang sangat nikmat luar biasa dikala penis memasuki vagina. Aku pejamkan mataku mencicipi sensasinya sementara Vie merintih nikmat. Sampai kesannya seluruh penisku masuk de dalam vaginanya yang panas berlendir dan nikmat.

"Aahh.." Vie menghela nafas, tubuhnya bergetar.

Nikmat sekali. Vaginanya yang panas itu mencengkeram penisku dengan kuat. Jepitannya lebih jago dari biasanya. Sementara dengan sudut mataku saya melihat jika ternyata pembantu kami, Darsih, sedang mengintip dari balik dinding ruang tamu. Aku bisikkan ke pendengaran Vie wacana hal itu.

"Masa bodoh. Biar ia nonton kau entotin aku." Vie balas berbisik.
"Okee.."

Aku gunakan kakiku untuk mengambil bajuku dan mengeluarkan botol proteksi Pak Daru dengan tanganku tanpa melepas penisku yang sudah menancap. Lalu saya tuangkan pada tanganku.

"Apa itu..?" tanya Vie heran.
"Ini minyak dari Pak Daru, bagus buat payudara kamu"
"Ya udah.. cepetan! Terserah kau mau ngapain. Yang penting garap saya hingga kau puas."

Aku segera mengusapkan tanganku yang berlumur minyak itu pada kedua susunya yang bergelantungan bebas. Lalu saya mulai mengocok vaginanya dengan lembut. Vie menghelas nafas dengan keras. Akh.. nikmat sekali rasanya sambil meremas daging kenyalnya. Tangan kanan di susu kanan, tangan kiri di susu kiri. Seiring kupercepat sodokanku, kumainkan puting susunya dan sesekali kuremas miliknya itu dengan lebih kuat. Rasanya menjadi lebih dahsyat terutama alasannya kami mengetahui bahwa kami bersanggama sambil ditonton Darsih secara sembunyi-sembunyi. Mungkin ia mengintip sambil onani, saya tidak perduli.

"Mhh.. terus.. aah.. " Vie merintih terengah-engah. Seiring gerakan keluar masuk penisku di vaginanya semakin intens, Vie menggeliat.

Aku lepaskan tanganku dari payudaranya, membiarkan kedua daging menggairahkan itu bergelantung bergoyang-goyang mengikuti sodokan penisku. Tanganku berganti menggosok-gosok vaginanya yang berlepotan cairan nafsunya. sesekali kugesek klitorisnya sehingga Vie menjerit keenakan. Tiba-tiba badan Vie menyentak dan vaginanya terasa menyempit menciptakan penisku menyerupai diperas oleh dinding kenikmatannya. Lalu Vie melepaskan orgasmenya disertai erangan panjang dan lalu ia terkulai. Benar kata Pak Daru, Vie orgasme cepat sekali. Aku terus menyodok vaginanya mengabaikan tubuhnya yang lemas. Tak usang Vie berdiri kembali nafsunya dan mulai merintih-rintih.

"Saldy sayaang.. aku.. ingin kamu.. entotin saya dengan kasaar.." Vie meracau menciptakan saya tercengang.
"Nanti kau kesakitan.." jawabku cepat disela kenikmatan.
"Biaar.. masa bodoh.. saya sukaa.. aa.. ahh"
"As you wish.. Istriku yang cantiik.."

Aku keluarkan sebagian besar penisku dari vaginanya, lalu dengan satu hentakan cepat dan kasar saya sodok ke dalam. Penisku terasa ngilu dan nikmat.

"Eaahh.." Vie menjerit keras.
"Aah..iya..ah.. begiituu.."

Aku lakukan gerakan tadi berulang diiringi jeritan-jeritan Vie. Berisik sekali.. mungkin tetangga menerka saya sedang menyiksa Vie. Entah apa yang ada di pikiran Darsih yang sedang mengintip.

"Teruuss.. sayaang.. remas susuku ini.. dengan kuat.. akh! Aku.. ingin merasakan.. tenagamu.. uuhh.."

Aku meraih susunya yang semenjak tadi hanya berayun-ayun, lalu sesuai keinginannya saya remas dengan berpengaruh sambil terus menyodok vaginanya dengan kasar. Lagi-lagi Vie menjerit keras. Aku yakin ia kesakitan tapi bercampur nikmat.

"Lebih kuaatt.. lebih berpengaruh dari itu.." Vie setengah berteriak.
"Jangan ngaco.. sayang.."
"Ngga apa ap.. aa.. aah..!"

Vie kembali orgasme. Sudah kepalang tanggung, saya ingin mencapai puncak secepatnya. Kukocok dengan cepat vagina Vie hingga pinggangku pegal. Vie mendesah lemah.

"Keluarin.. yang banyak di dalam.." katanya pelan.
"Aku.. sedang subur.. biar jadi anak.."

Tak usang saya mencicipi denyutan di penisku yang membuktikan saya sudah mendekati puncak. Dan kesannya penisku menyemprotkan sperma yang sangat banyak dan berkali-kali ke dalam rahim Vie. Kami berdua jatuh berlutut di lantai sementara penisku masih bersarang di vaginanya.

"Anget.." Vie menggumam.
"Apanya?" tanyaku terengah-engah.
"Sperma kamu, di rahimku.."
"Emang biasanya cuek ya?"
"Yang kini lebih.."

Aku mengusap rambutnya, dan memeluknya dengan sayang. Sementara itu Darsih sudah menghilang. Puas sudah ia melihat "Live show" kami. Setelah itu kami berdua membersihkan badan kami, terutama Vie yang tubuhnya penuh minyak. Tetapi sehabis selesai mandi Vie kembali ganas dan "Memperkosa" aku. Gila! Aku benar-benar KO malam itu.. kalah telak!

No comments

Theme images by Aguru. Powered by Blogger.