BOSHEPOKER

BOSHEPOKER

Cerita Ngentot Sarah Saat Liburan Di Pulau Dewata Bali



Cerita Ngentot Sarah Saat Liburan Di Pulau Dewata Bali

BOSHE - Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Bali bukanlah problem bagi keluarga Sarah. Selama beberapa hari Sarah menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Sarah mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Sarah merasa bosan dengan daerah itu, juga perjalanan dengan  fery yang yang cukup makan waktu, maka Sarah menolak permintaan suaminya itu. Sakong
Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Sarah. Sarah, 32 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya menyerupai dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu menciptakan lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Sarah yaitu kebebasan yang diberikan suaminya kepada Sarah untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Sarah selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi alasannya suaminya sangat tahu akan libido Sarah yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Sarah. Dan nilai lebih dari Sarah yaitu kejujuran kepada suaminya bila ia jalan dan main dengan laki-laki lain.
Pagi itu di restoran hotel, ketika Sarah sedang makan pagi..
“Hei..!”, terdengar bunyi diiringi dengan tepukan tangan di bahu Sarah.
“Hei, Anita.. Hendra.. Pak Robert..”, sahut Sarah bahagia ketika melihat mereka bertiga.
“Mana suamimu?”, tanya Anita.
“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab Sarah.
“Duduklah di sini, temani saya makan..”, kata Sarah.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Anita dan Hendra yaitu sahabat bisnis suami Sarah di Jakarta, sedangkan Robert yaitu seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Sarah. Robert dikenalkan kepada keluarga Sarah oleh Anita dan Hendra dulunya.
“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Hendra kepada Sarah.
“Entahlah..”, kata Sarah.
“Loh kenapa? Ayolah Bu Sarah, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Robert ikut menyela sambil tersenyum menatap Sarah.
“Ikutlah, Sarah.. Masa cuma saya seorang ceweknya..”, kata Anita.
“Baiklah bila begitu.. Aku ikut”, kata Sarah sambil tersenyum.
“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Hendra kepada Sarah.
“Aku di suite room..”, kata Sarah sambil menyebutkan nomor kamarnya.
“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Anita sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
“Yee.. Kok saya tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Sarah.
“Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi alasannya sudah penuh, alhasil kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Hendra.
“Tau nggak bila kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?”, kata Sarah kepada Anita.
“Iya? Berarti kita dapat kumpul-kumpul nih..”, kata Anita girang.
“Oke deh, Sarah.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Hendra.
“Aku bawa minuman lezat dari Perancis nanti..”, kata Hendra lagi.
“Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya Sarah.
“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Anita sambil berdiri diikuti Hendra dan Robert, kemudian mereka pergi.




Malamnya, dengan menggunakan T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Sarah berangkat dengan mereka ke diskotik.
“Kita minum dulu deh biar hangat”, kata Hendra sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Sarah.
“Okay.. Siapa takut..”, kata Sarah sambil meneguk minumannya.
“Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata Sarah kepada Hendra. Hendrapun segera menuang lagi minuman ke gelas Sarah yang sudah kosong.
“Jangan terlalu banyak, Sarah.. Nanti kau jadi hot, loh..”, kata Anita  sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
“Turun, yuk..”, ajak Robert kepada Sarah.
“Ayo..”, kata Sarah sambil bangkit.

Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Anita dan Hendra serta Sarah dan Robert melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai alhasil ketika lagu berganti ke irama slow, Sarah dan Robert  saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
“Mmhh..”, Sarah mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Robert.
Entah alasannya dampak alkohol atau memang alasannya libido Sarah yang tinggi, puting susu Sarah mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan tubuh Robert. Gairah Sarah berdiri karenanya. Tapi Sarah masih dapat menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Sarah benar-benar menikmati malam itu selagi dapat bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu memperlihatkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
“Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Hendra.
“Okay.. Nanti saya buka connecting door-nya”, kata Sarah sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Anita, Hendra dan Robert masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Sarah segera membuka connecting door-nya, kemudian ia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.
“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Sarah sambil merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak tiba juga. Akhirnya Sarah tetapkan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.
“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, bunyi Anita yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Sarah yang gres saja menggunakan kimono.
“Hendra dan Robert di ruang tengah..”, kata Anita lagi sambil agak sempoyongan.
“Kamar kau lezat juga ada ruang tamunya.. Kita dapat ngobrol disini..”, kata Anita lagi.
“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Sarah.
“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar bunyi Hendra memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Hendra.
“Ohh.. Gawat! Kenapa saya jadi pengen..”, hati Sarah berbisik ketika dampak alkohol mulai menjalar di tubuhnya. Perang Baccarat

Terasa oleh Sarah buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara memeknya terasa berdenyut berair menahan gairah..
“Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata Sarah sambil berdiri agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menarik hati imannya.
“Ohh..”, tiba-tiba terdengar bunyi Hendra mendesah keras dari dalam. Sarah segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.
“Oh my God!”, batin Sarah ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda.
Di depan matanya, Sarah melihat bagaimana Anita berciuman dengan suaminya di dingklik sambil tangannya mengocok ****** Hendra yang sudah tegak. Celana Hendra hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
“Ohh.. Cepat hisap ****** aku, bitch!”, kata Hendra kepada Anita. Dengan serta merta Anita menurunkan kepalanya, kemudian dengan segera ****** Hendra  sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
“Ooh..”, desah Hendra ketika pengecap Anita menjilati kepala ******nya sambil batangnya tetap dikocok tangan Anita.
“Apa yang harus saya lakukan?”, batin Sarah ketika melihat ****** Hendra yang berair di jilat dan dihisap verbal Anita.

Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Anita  dan Hendra. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Sarah ketika Robert  menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Robert menyusuri kaki Sarah dari betis hingga paha kemudian naik ke pantat Sarah yang belum sempai menggunakan pakaian dalam semenjak selesai mandi tadi..
“Hei! Pak Robert ngapain?!”, kata Sarah kaget sambil menepis tangan Robert dari pantatnya.
“Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Robert sambil mendekati Sarah.
Sarah segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Anita dan Hendra yang sedang asyik melaksanakan oral seks. Anita dan Hendra hingga kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Sarah melintas. Di dalam kamarnya Sarah masih resah dan teringat akan oral seks Anita dan Hendra  serta perlakuan Robert kepadanya. Sebetulnya gairah Sarah sudah sangat memuncak dikala itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.
“Ada apa, Sarah?”, tiba-tiba Anita masuk kamar dan menghampiri Sarah yang masih berdiri.
“Entahlah, An.. Aku.. Aku saya tak tahu..”, kata Sarah sambil melepas kimono kemudian segera menggunakan celana dalamnya.
Tapi ketika Sarah akan menggunakan memakai Bra, tiba-tiba Anita memeluknya dari belakang hingga Sarah tidak jadi menggunakan Bra tersebut.
“Ayolah Sarah, kita nikmati malam ini..”, bisik Anita ke indera pendengaran Sarah.
“Mmhh..”, desah Sarah ketika tangan Anita mengusap seluruh badannya. Usapan dan belaian tangan Anita kembali mengobarkan gairah Sarah yang sempat surut.
“Kapan lagi kita dapat bersama menyerupai ini?”, bisik Anita lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Sarah dari belakang.
“Ohh..”, desah Sarah sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Anita ketika memainkan dan memelintir puting susunya.
“Mmhh.. Ohh..”, desah Sarah makin keras ketika pengecap dan bibir Anita  menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Sarah.
“Nikmati saja malam ini..”, bisik Anita sambil membalikan tubuh Sarah dan merebahkannya di ranjang.
“Oww..”, jerit lirih Sarah ketika pengecap dan bibir Anita menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.
“Aniihh.. Oohhsshh..”, jerit Sarah makin keras ketika jari Anita masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya.
Tubuh Sarah menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.
“Kamu menyukai ini?”, bisik Anita sambil pengecap dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang digunakan Sarah.
“Ohh.. Anniihh..”, jerit Sarah ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika pengecap Anita dengan liar menyusuri serpihan memeknya.
“Ohh Anihh.. Enakkhh”, desah Sarah waktu pengecap Anita menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
“Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!”, jerit Sarah sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Anita ke memeknya ketika ada semburan hangat terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Anita tersenyum sambil berdiri kemudian memeluk dan melumat bibir Sarah.
“Aku gres kali ini mencicipi bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik Sarah sambil sesekali mengecup bibir Anita. Ketika Sarah dan Anita saling lumat bibir, terasa oleh Sarah ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.
“Sayang, kau layani si Robert..”, Hendar menyuruh dan menarik tubuh Anita dari atas tubuh Sarah.
“Kamu menyukai permainan istriku, Sarah?”, kata Hendra yang sudah telanjang bundar sambil menindih tubuh Sarah serta mulai menciumi leher kemudian turun ke buah dada Sarah.
“Jangaann!! “, teriak Sarah sambil meronta menjauhkan wajah Hendra dari buah dadanya. Tapi Hendra dengan cepat memegang kedua tangan Sarah, kemudian pengecap dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Sarah. DominoQQ

“Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih Sarah diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika pengecap Hendra dapat memperlihatkan rasa itu. Apalagi ketika ****** hendra yang tegang dan tegak mengesek-gesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika pengecap Hendra  turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Sarah kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.
“Jangannhh, draa..!”, jerit lirih Sarah ketika Hendra mulai mengarahkan ****** ke lubang memeknya. Anita-pun yang sedang asyik disetubuhi Robert, sempat menghentikan persetubuhannya kemudian berdiri dan mencoba memegang ****** Hendra biar tidak menyetubuhi Sarah.
“Sudah! Kamu nikmati saja ****** si Robert sana!”, kata Hendra agak keras sambil mendorong tubuh Anita.
“Sudahlah, Anita.. Sini!”, kata Robert sambil menarik dan merebahkan tubuh Anita di karpet kemudian kembali menyetubuhi istri temannya itu.
“Ohh..!”, terdengar desah Sarah ketika ****** Hendra masuk ke memeknya kemudian dengan bergairah dan cepat Hendra menggenjotnya.
“Jangan, draaa.. Lepaskan aku!”, jerit lirih Sarah di sela rasa sakit dan nikmat ketika ****** Hendra keluar masuk memeknya.
“Fuck you, bitch!”, kata Hendra sambil mengangkat satu kaki Sarah dan di tahan oleh pundaknya.
“Ohh.. Memekmu nikmat, Sarah..”, kata hendra sambil memompa ******nya lebih dalam dengan posisi demikian.
“Ohh.. Mmhh..”, desah Sarah sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
“Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar bunyi Anita di samping Sarah ketika Anita mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
“Kamu nikmati saja malam ini, Sarah.. Kapan lagi kita dapat bersama menyerupai ini..”, Robert menyela sambil mengenjot memek Anita dalam posisi menungging.
“Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Sarah hanya menjawab dengan desahan membuktikan sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Hendra dengan ganas mengeluarmasukkan ****** ke memeknya.
“Ooww.. Ohh..!”, terdengar bunyi Sarah menjerit sambil memegang tangan Hendra dengan kencang. Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan memeknya ke ****** Hendra dan menggoyangnya dengan cepat.
“Serr! Serr! Serr!”, kembali memek Sarah mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memeknya.
“Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Hendra sambil menggenjot ******nya makin cepat dan makin cepat.
“Crott! Croott! Crott!”, air mani Hendra menyembur banyak di dalam memek Sarah.
“Oohh..!!”, desah Hendra sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Sarah.

Sarah hanya dapat memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta dampak alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh indera pendengaran Sarah yaitu teriakan kenikmatan yang keluar dari verbal Anita dan Robert yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Anita sendiri. Mata Sarah sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek  Sarah yang menciptakan memeknya berdenyut-denyut hingga Sarah tertidur..
Sarah tertidur hingga siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang ia bawa, ia begitu terkejut melihat tubuh semok tergolek di ranjang.
“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
“Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Sarah sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.

Setelah petugas itu keluar, Sarah hanya dapat merenungi apa yang terjadi semalam. Sarah sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang terang dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu bergairah pada dirinya pada akhirnya..
Sarah memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah hingga sekarang, tapi belum pernah mencicipi sensasi kenikmatan menyerupai yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Sarah menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi kontradiksi batin terjadi dalam hatinya alasannya hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit cita-cita Sarah untuk kembali ingin mendapat sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual.

No comments

Theme images by Aguru. Powered by Blogger.