BOSHEPOKER

BOSHEPOKER

Cerita Sex Ngentot Dengan Perawat Cantik Dan bohai

Cerita Sex  Ngentot Dengan Perawat Cantik Dan bohai


BOSHE - Saya sering sakit-sakitan kala itu. Sampai-sampai suatu hari saya harus dirawat di rumah sakit A, di kota Surabaya. Sakit yang saya derita ialah alasannya ialah terjadinya pembengkakan di kanal jantung saya. Telapak kaki saya bengkak-bengkak dan jika saya lari lebih dari satu kilometer, saya eksklusif ngos-ngosan. Ibu saya kemudian tetapkan saya untuk meminta perawatan dokter S, andal jantung populer dikala itu. Si dokter malam itu juga meminta saya dirawat inap di rumah sakit. Nah, dari rumah sakit itulah, saya mengalami pengalaman seks terhebat yang akan saya kenang seumur hidup saya.

Karena minum obat yang diberikan dokter, malam pertama saya menginap di rumah sakit, saya tidak dapat tidur. Saya maunya kencing terus. Sebuah botol besar telah disiapkan untuk menampung air urine saya. Otomatis, penis saya harus dimasukkan ke botol itu. Oleh dokter, saya tidak diperbolehkan untuk turun dari daerah tidur. Kaprikornus sambil tiduran, saya tinggal memasukkan penis ke dalam botol yang sudah ada di samping ranjang. Ada satu perawat yang rupanya begitu telaten menjaga dan merawat saya malam itu. Seharusnya ia dihentikan memperhatikan saya membuang urine di botol. Tetapi tatkala saya membuka piyama dan celana dalam saya, dan mengarahkan penis ke verbal botol, eh si perawat yang belakangan kuketahui berjulukan Wiwin D**** (edited) malah membantu memegang penis saya. Dengan pelan dan lembut tangan kirinya memegang penis kecil saya yang masih kecil, sedangkan tangan kanannya ikut memegang botol itu. Setelah urine saya keluar, ia membersihkan penis saya dengan tissue. Sambil terus membersihkannya, ia memperhatikanku dengan senyuman aneh. POKER V GAMES

"Dik... kau tahu bendamu ini dapat menciptakan kau melayang-layang?" tanyanya tiba-tiba.
"Maksud Mbak?" tanyaku akal-akalan tidak mengerti. Aku sudah tahu apa maksudnya. Wong, saya sudah pernah nonton video BF seminggu yang lalu.
"Iya... kalo si kecil ini dipegang, dikocok-kocok oleh tangan halus seorang perempuan kemudian dihisap dan dikulum olehnya, niscaya deh kau akan mencicipi keenakan yang luar biasa.. lebih dari yang lain yang ada di dunia ini..." jawab Mbak Wiwin lagi.
"Masa sih, Mbak? Pengen coba nih.. dapat nggak Mbak melakukannya buat saya?" tanyaku hati-hati dengan perasaan campur baur. Berani juga nih cewek.
"Kamu benar-benar mau?" tanyanya penuh semangat.
Tanpa menunggu jawabanku lagi, ia menaruh tissue itu kemudian memegang kejantananku dan pelan-pelan mulai mengocok-ngocoknya. Wah... memang benar yummy kocokannya. Pelan tapi pasti. Beberapa menit kemudian ia jongkok di samping daerah tidur. Mulutnya dibuka kemudian batang kejantananku dimasukkan ke dalamnya. Mula-mula dihisapnya, dikulum kemudian dijilat-jilatnya kepala kejantananku.



Untuk pertama kalinya dalam masa remajaku, saya mencicipi sesuatu yang amat sangat nikmat! Entah apa namanya.. nirwana dunia kali ya? Tanpa disangka-sangka Mbak Wiwin memegang tangan kananku kemudian menuntunnya masuk ke balik seragamnya. Ya.. itu dia!! Gunung kembarnya begitu kenyal dan besar kurasakan. Tanpa disuruh lagi saya pun meremas-remas, meraba-raba 'susu' ajaibnya itu. Sementara itu ia terus saja mengulum dan mengisap kejantananku dengan penuh nafsu.

Beberapa menit kemudian saya mulai merasa akan ada sesuatu yang akan keluar dari tubuhku yang masih lemah alasannya ialah sakit. "Crot..! crot...! crot...!" Sesuatu berwarna putih kekuning-kuningan dan agak kental keluar dari batang kejantananku dan tanpa ampun lagi eksklusif menyemprot masuk ke verbal Mbak Wiwin. Setelah sembilan kali semprot, ia menjilati kejantananku dengan mimik muka penuh kepuasan.

"Gimana Dik...? Puas nggak?..." tanyanya sambil tersenyum. Terlihat bekas cairan kental itu di verbal dan bibirnya.
"Wah nikmat ya Mbak... Boleh dong saya minta lagi...?" jawabku penuh harap.
"Boleh dong... tapi jangan kini ya... kau harus istirahat dulu... besok pagi kau niscaya akan merasa lebih puas lagi... Mbak akad deh..." ungkapnya dengan mimik menyerupai menyembunyikan sesuatu.

Aku pun mengangguk. Mungkin alasannya ialah kelelahan sehabis di 'karaoke' oleh gadis perawat yang bagus dan sexy, saya pun tertidur malam itu. Tapi tengah malam, sekitar pukul dua dini hari, saya merasa 'senjata' andalanku kembali diobok-obok dan kini yang mengoboknya bukan hanya Mbak Wiwin tetapi seorang perawat lain juga. Namanya belakangan kuketahui ialah Viviana. Gadis ini juga tak kalah bagus bahkan buah dadanya itu benar-benar menggelembung di balik seragam putihnya. Lebih besar dari punya Mbak Wiwin dan juga niscaya lebih kenyal!

Mereka terus saja menjilati, mengulum dan menghisap-hisap batanganku. Yang seorang di sebelah kananku dan yang seorang lagi di sebelah kiriku. Tanganku yang kiri meremas-remas susu Viviana sedang tangan yang kanan meremas susunya Wiwin. Setelah sepuluh menit, batang kejantananku mulai mengeras dan siap untuk ditusukkan. Viviana kemudian naik ke atas ranjang dan menyingkapkan roknya. Duh.. rupanya ia sudah tidak mengenakan celana dalam. Ia kemudian duduk di atas kepalaku. Dengan sengaja ia mengarahkan liang kewanitaannya ke wajahku. Aku tiba-tiba teringat dengan film porno yang pernah kutonton seminggu yang lalu. Ya... saya harus menjilatnya terutama di bab kecil dan merah itu... ya apa ya namanya? Klitoris ya? nah itu dia! Tanpa disuruh dua kali saya eksklusif mengarahkan lidahku ke bagiannya itu.

"Slep... slep... slep..." terdengar bunyi lidahku dikala bersentuhan dengan klitoris Viviana. Dan Wiwin? Rupanya ia sudah membuka seluruh pakaian seragamnya kemudian menduduki batanganku yang sudah sangat mengeras dan bangun dengan gagahnya. Dengan tangan kirinya ia meraih batang kejantananku itu kemudian dengan pelan ia mengarahkan senjataku itu ke liang senggamanya. "Bles... jleb... bles..." batang kejantananku sudah masuk separuh, ia terus saja bergoyang ke bawah ke atas. Buah dadanya yang semok bergoyang-goyang dengan indahnya, kedua tangannya memegang sisi ranjang.

Wah... dikeroyok begini sih siapa yang nggak mau, dapat main dua ronde nih. Setelah beberapa menit, kami berganti posisi. Viviana kusuruh tidur dengan posisi tertelungkup. Sementara Wiwin juga tidak ketinggalan. Lalu dengan penuh nafsu saya membawa batanganku dan mengarahkannya ke liang senggama Viviana dari arah belakang. "Bles... bles... bles...jeb!!" Liang senggamanya berhasil ditembus oleh senjataku. Terdengar bunyi lenguhan Viviana alasannya ialah merasa nikmat. "Uh.. uh.. uh.. uh.. Terus Dik.. Enak...ikmat..!" Tanganku pun tidak kalah hebatnya. Kuraih buah dadanya sambil kuremas-remas. Puting payudaranya kupegang-pegang. 9 GAMES DALAM 1 ID

"Gantian dong..." tiba-tiba Wiwin minta jatah. Duh, hampir kulupakan si doi. Aku cabut batang kejantananku dari liang senggama Viviana kemudian kubawa ke ranjang sebelah di mana telah menanti Wiwin yang sedang mengelus-elus kemaluannya yang indah. Tanpa menunggu lagi, saya naik ke ranjang itu kemudian kumasukkan dengan dorongan yang amat keras ke liang senggamanya.
"Jangan keras-keras dong Dik..." erangnya nikmat.
"Habis mau keluar nih, Mbak... Di dalam atau di luar..." saya tiba-tiba mencicipi bahwa ada sesuatu yang nikmat akan lepas dari tubuhku.
"Di mukaku aja Dik.." jawabnya di tengah erangan nafsunya.
Lalu kutarik batang kejantananku dari liang senggamanya yang sedang merekah dan membawanya ke kepalanya. Lalu saya menumpahkan cairan putih kental itu ke wajahnya. "Crot.. crot...crott.. crot.. crot!" Kasihan juga Mbak Wiwin, wajahnya berlepotan spermaku. Ia tersenyum dan berkata, "Terima kasih Dik... saya amat puas... demikian juga Mbak Vivi..."

Belakangan sehabis saya keluar dari rumah sakit, saya mendengar bahwa Wiwin dan Viviana memang bukan perawat tetap di rumah sakit itu. Mereka hanya bekerja sambilan saja. Mereka sebetulnya dua orang mahasiswi kedokteran di sebuah universitas swasta di Surabaya. Tiap kali mereka bekerja di sana, selalu ada saja pasien laki-laki entah remaja atau orang cukup umur yang berhasil mereka ajak berafiliasi seks minimal satu kali.

No comments

Theme images by Aguru. Powered by Blogger.